Hal yang menarik dari melihat tulisan kita sendiri bertahun-tahun yang lalu adalah: Kita bisa menghubungkan kumpulan titik-titik keadaan yang menjadikan diri kita seperti sekarang ini. Ya, melihat kumpulan self-schema di masa lalu, yang jika dijumlahkan maka akan membentuk self-concept yang utuh.
Well, berikut saya tampilkan tulisan saya beberapa tahun yang lalu. Sungguh dengan style, mimpi, passion, dan tujuan hidup yang sangat berbeda. Di sana lah saya menyadari bahwa ternyata lingkungan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang.
"What's Your Passion?"
oleh Ifandi Khainur Rahim
Jum’at, 18 Oktober 2013
“Wisdom comes in bed. It comes in the shower, too, but it gives intensity when you’re laying down in bed, waiting for the dream to pick you up.”- Velo
Sumpah! Sudah terlalu lama sejak saya menulis sebuah artikel maupun curhatan. Dikarenakan memang karena ide belum banyak muncul di dalam kepala saya, yang notabene ber-IQ dalam jajaran superior ini. Hmm. Walaupun ternyata IQ tidak menentukan nilai Ulangan Matematika saya yang jeblog ini. Tapi saya tidak akan menulis di Tumblr sekarang tentang pelajaran eksak laknat itu karena memang pelajaran seperti itu tidak menarik, terutama bagi orang seperti saya.
Saat mandi air hangat, ingatan tentang masa-masa kecil saya seakan kembali lagi. Saya seakan flashback, dan tetiba saya teringat tentang album pertama yang ibu saya belikan ketika kelas 3 SD. Yup, seketika sesudah mandi, saya langsung bergegas ke dalam gudang untuk mencari album tersebut, (oh iya, tentunya saya sudah memakai baju terlebih dahulu, tolong segera buang pikiran mesum itu!). Dan ternyata benar saja, dulu ketika kelas 3 SD saya memang menyukai berbagai macam lagu-lagu bergenre electronic. Ironis sekali ketika di sana saya menemukan album “Discovery” yang dikeluarkan oleh Daft Punk.
“Pantas saja!”
Teriak saya dalam hati ketika memegang lagi album yang bentuknya kotak dan lumayan besar itu.
Pantas saja, ketika mendengar lantunan lagu-lagu Daft Punk, saya serasa mengingat masa lalu.
Pantas saja, lagu “Harder Better Faster” serasa pernah saya dengar.
Pantas saja, film Interstella 5555, film tentang alien biru itu membangkitkan kenangan-kenangan lama.
Karena memang saya sudah menontonnya berkali-kali, dulu… Lick my fucking ass off! Saya yang saya pikir hanya mengenal lagu electronic dari kelas 10, semester 2 ini, ternyata dulu pernah, bahkan sering mendengarkan lagu-lagu electronic.
Ironis.
Mungkin benar, setiap manusia mempunyai passion-passion tersendiri yang tersembunyi dalam pikiran bawah sadar mereka, saya percaya setiap tindakan manusia di masa kecil menunjukkan passion yang tersembunyi untuk masa depan. (<--- Gak salah sih gue pilih Psikologi [- Evan, 2016])
Ya, saya selalu kagum kepada DJ. Maka tepat mungkin bila dikatakan passion saya adalah ingin menjadi DJ. DJ yang menurut saya paling berskill adalah Skrillex. Kenapa? Salah satu skill yang saya suka dari DJ adalah Crowd Control. DJ adalah “seniman” yang paling sederhana. Ya, sederhana, karena tugas DJ, literally, hanya memainkan turntable dan mengganti-ganti lagu, namun uniknya, DJ, mampu mengontrol massa hanya dengan memainkan turntable. Bayangkan, 1000 orang, 10.000 orang, bahkan 1 juta orang menggerakkan badannya hanya karena seorang DJ.
Semua mata tertuju pada 1 orang.
Menarik.
Ketika Skrillex naik ke atas, semua mata langsung tertuju padanya seperti sedang tersihir. Jujur, kharisma seorang DJ membuat saya kagum.
Siapa yang mengira orang pendek, jelek, berambut panjang, berpakaian lusuh tersebut dapat membuat 10 juta orang tersihir dengan penampilannya.
Cara dia memainkan turntable. It was, a very sexy act. Girls crave for him.
He’s a man, not very handsome man, who loves EDM (Electronic Dance Music) and has a mission to make dubstep worldwide.
“The people who I grew up making music with, we’ve all grown up and become successful in different ways. There’s so much to be said about doing something you love.” Skrillex
Dan anehnya, apa ada yang pernah bilang kalau rambut skrillex seperti gembel? Tubuhnya seperti hobbit? Tidak, justru genre dubstep menjadi tren karena Skrillex, bahkan teman saya pun mengatakan, “ini genre Skrillex ya?” saat saya memainkan dengan keras lagu dubstep, yang bahkan tidak ada hubungannya sekalipun dengan Skrillex..
He’s very powerful and irresistible.
And that’s why, I want to be a DJ and Producer.
So, what’s your passion?
“The greatest gift of all time is that you can make creation infectious because people spend less time being negative… If you log all the time with negativity in the while world, I wonder how much better the world would be if people sat down and did something positive.”- Skrillex
Well, selesai juga.
Maka, saran saya di akhir tulisan ini adalah:
Menulislah! Menulislah sampai kau muak dengan tulisanmu sendiri. Menulislah meskipun hanya keluarga atau pacar kamu saja yang melihatnya, atau mungkin bahkan hanya diri kamu sendiri yang melihatnya. Menulislah meskipun blogmu stuck di 1 viewers / hari! Menulislah untuk mengeluarkan kegelisahan dan ide gilamu! Tuliskan ide dan pemikiranmu, meskipun ada orang yang tidak setuju. Menulislah, untuk keabadian kamu dan dirimu sendiri. Menulislah, dan kamu akan tahu mengapa kamu bisa seperti sekarang.
Dan yang terakhir, setelah kamu mengalami semua hal yang sudah saya sebut:
Menulislah, untuk membuat perubahan.